GVO7DXXfNntZyLYycBY8sQj62QSpyiyucGAg7Db5
Bookmark

SINGKAT EKONOMI TSM

 

poster ekonomi TSM oleh: Imasepa bjb

Segala kepentingan yang berkepanjangan serta permasalahan yang terjadi di tanah Papua menjadi hal serius yang harus kita lihat dari berbagai sudut pandang.

Dalam Teks, Papua memiliki acuan hukum cacat dan wajah yang nomaden dan dalam Konteks Papua menjadi tempat pariwisata politik. segala carut marut sejarah membawa kita pada keadaan hari ini yang penuh dengan dinamika berkepanjangan.

Negara dengan segala kepandaiannya memainkan nada, irama, musik, sehingga menjadi harmoni yang bisa meninabobokan masyarakat Papua dalam mimpi yang panjang.

Secara sadar dan tidak, kita semua adalah kutu bulu kelinci dalam topi si pesulap. Yang mampu menyulap apa saja sehingga kutu dan kelinci tidak berkutik.

Kedua contoh diatas dapat menjadi titik tolak kita dalam melihat realitas tanah Papua hari ini. Kita terkoloni di setiap wilayah dengan kepentingan dan urusan masing-masing.

Sementara negara sudah merancang nasib dan solusi yang akan ditawarkan. Dengan segala informasi dan data yang dimiliki, dengan mudah negara mengatur segala rencana dengan Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM).

konflik horizontal antar manusia Papua yang memakan banyak korban saat pemilu 2024, remaja anak muda Papua yang mati banyak,  kekurangan gizi yang dialami oleh anak dan ibu, kematian 2 anggota Polisi di Paniai Enarotali, semua itu menjadi bagian dari apa yang sudah di rencanakan.

Negara melalui aparat keamanan membuka lowongan dan penerimaan anggota untuk manusia Papua secara massif. dan ditugaskan oleh negara di garda terdepan agar Papua makan Papua terjadi. Sehingga banyak korban berjatuhan dan perpecahan antara korban dan pelaku menjadi semakin banyak.

keadaan ekonomi di Papua sangat Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, orang Papua sangat terbatas mendapatkan jabatan, pekerjaan,  wirausaha, dan pekerjaan lainnya untuk menyambung hidup. Hal ini karena manusia Papua masih dalam proses penyesuaian dari budaya bergantung ke alam, menuju ke wirausaha. Walaupun di berbagai kota Sudah banyak yg terjun ke dunia usaha, tetapi tidak semuanya. Belum merata.

Keadaan ekonomi diatas diperparah oleh cara manja negara kepada rakyat Papua dengan berbagai program instan yang ditawarkan kepada rakyat Papua. Sehingga ketergantungan tercipta. Hal inilah yang menjadi awal kehancuran ruang hidup yang sempit orang Papua diatas tanahnya sendiri.

Hal lain dalam keadaan kerusakan sistem ekonomi ini adalah bagaimana negara melalui aparat dan pemerintah daerah di Papua melindungi dan "Bermain" dalam arus Perjudian, Prostitusi dan Penyebaran Miras Narkoba yang semakin marak di seluruh tanah Papua.

Ekonomi berputar di sekitar transmigran, sehingga pendapatan per keluarga dari transmigran dan orang asli Papua bila dibandingkan sama dengan langit dan bumi. Jauh mata memandang. Sejauh harapan hidup yang tidak pasti.

Dalam keadaan inilah, studi reflektif dan emansipatoris nasib hidup manusia Papua diperlukan agar ada rekontruksi sosial dan ekonomi yang akan memungkinkan harapan hidup yang pasti.

Pemerintah dengan segala kekuatan dan kemampuan serta kebijakan harus hadir dalam kehidupan sehari-hari. Artinya bahwa segala kebijakan yang harus dibuat haruslah berdasarkan refleksi mendalam sehingga menyentuh kebutuhan. Contoh sederhananya adalah bagaimana pemerintah daerah membaca strategi "TSM" negara dengan rekrutmen anggota Militer OAP, yang akan berujung konflik horizontal ini, pemerintah harus punya solusi alternatif untuk menyediakan dan Membuka Lapangan Pekerjaan yang ditawarkan kepada rakyat Papua agar menjadi pilihan.

Akademisi dan profesi lainnya dalam menjalankan tugasnya perlu pembacaan sistem yang sistematik dan terencana agar dapat menjadi "2 wajah" dalam satu tubuh.

Peran mahasiswa Papua hari ini jauh dari kata "pembawa" perubahan. Justru mendatangkan malapetaka bagi rakyat. Menjadi batu sandungan dalam tubuh rakyat Papua itu sendiri. Artinya bahwa mahasiswa dengan sekali gaung yang dipakainya, menjadi lintah, tidak menjadi terang. Dalam membangun kesadaran masyarakat lokal untuk memberikan informasi, wawasan, dan kerja-kerja yang membawa perubahan.

Kerja kolektif Mahasiswa Papua menuju kesadaran rakyat Papua menjadi semboyan yang tidak bergerak, alias jalan ditempat. dalam sektor ekonomi politik yang lagi marak di tanah Papua menjelang pemilu, kaum terpelajar justru menjadi algojo rakyat sendiri, alih-alih latar belakang aktivis, dengan segala sebutan itu justru menjadi praktisi "money politik".

Mahasiswa Papua hari ini dengan kedok Membangun "kesadaran" yang menjadi wacana setiap saat dalam panggung2 diskusi menjadi bumbu penyedap retorika belaka. Teks yang dikonsumsi tidak mampu memproduksi "wacana kritis" dalam aktivitas,  hanya menjadi konsumtif produk Barat sehingga meninabobokan mereka dalam imajinasi poskolonial yang menggiring ke tempat "Pembantaian Bibit Unggul"

Mahasiswa Papua hari ini benar-benar harus sadar bahwa penjajahan secara langsung di berbagai sektor oleh negara sedangkan dan sudah berlangsung lama. Maka, mahasiswa Papua dituntut untuk mampu melahirkan ide dan menawarkan alternatif kepada rakyat Papua untuk meminimalisir kemungkinan "buruk" yang terjadi.

dengan pisau analisis tajam yang dimiliki, mahasiswa harus mampu melahirkan kajian-kajian yang pro aktif serta bekerja kolektif membangun "kesadaran" dan menjadi bagian dari kesadaran itu sendiri.  Artinya bahwa bukan sebatas wacana tetapi turun melakukan advokasi, pendampingan,  memberikan informasi, melakukan hal yang bisa membangun, ajakan, saling membantu membangun ekonomi rakyat. Mulai dari hal-hal yang kecil.  aksi nyata mengkounter perputaran ekonomi yang sekarang dikuasai oleh "amber".

Hal-hal kecil semacam diatas inilah yang akan memutuskan ketergantungan dan pola-pola hidup yang manja. Maka, lambat laun ketergantungan dan hidup instan ala Papua akan terputus menuju OPM (Orang Papua Mandiri)


penulis adalah salah satu Mahasiswa Papua di Bandung

bdg- 20/03/24


 

Posting Komentar

Posting Komentar